the most wonderful feeling in the world is passion!when you have passion for something , it feels like you can conquer the world! this is the medium for me and my passion in writing.. cat : kalo lagi nggak passionate, normal ya kalo lama nggak nulis... [itu passion atau mood ya?]

Wednesday, February 21, 2007

Antara Poligini, Poligitu dan Polyphonic

Coba.. urutkan kata kata yang tercantum dalam judul tadi!
Tebak apa persamaannya....!
Poligini..
Poligitu..
Polyphonic..
Dan 'tentunya' pada akhirnya akan mengarah ke ..
P O L I G A M I..!


Ya ya ya.. walaupun sudah berbulan- bulan issue ini diangkat oleh media massa dikarenakan 'ulah' seorang dai kondang asal Kota Kembang, tapi rasanya masih oke- oke aja membahas yang satu ini, karena tentu saja ini bukan hanya issue sesaat, atau yang baru- baru aja muncul. Issue ini sudah muncul sejak jaman Nabi dulu.. trus jaman kesusahan pangan, jaman perang Belanda, Jepang dan akhirnya tibalah kita di jaman hampir kesusahan pangan lagi [eh, kok kayak balik lagi ya? secara harga beras sekarang 7 ribu rupiah per kg nya ajja gitu!]. Anyways.. jadi sepertinya cocok cocok aja bahas masalah ini saat ini karena sepertinya akan selalu jadi isu yang kontroversial sepanjang masa.

Waktu pertama kali berita sang Dai Kondang memiliki istri lagi mencuat ke permukaan, saya hanya bisa terdiam tak bicara untuk sesaat** dan beberapa saat kemudian berteriak teriak bagaikan kesurupan dan memberitahu semua orang yang kebetulan ada di kantor pagi itu. Rasanya seperti apa ya? Campur aduk, tak percaya dan berasa dunia ini akan segera runtuh.. [berlebihan!]. Yang pasti..
hatiku hancur mengenang dikau..
bagai berkeping- keping..
Yeah well, yang ada di pikiran saya saat itu adalah ketakutan akan banyaknya pria- pria yang mengaku berada di jalan yang benar di dunia ini juga akan segera mengikuti langkah sang dai tersebut, dengan berbagai pembenaran : "Ma, Papa Poligami ya.. A.A.G aja iya.." [Naudzubillah, amit-amit jabang bayi trus knock on wood]
Kemudian yang saya lakukan selanjutnya adalah mencari tahu siapa gerangan sosok wanita yang dikabarkan menjadi istri kedua dari Sang Da'i ini dan menilik.. melihat..menganalisis apa kira- kira alasan dari sang Dai untuk melakukan Poligami terhadap sang istri yang sholehah, sangat berbakti, dan sudah memberikannya 7 orang putera-puteri yang sehat- sehat dan manis- manis. Selanjutnya, saya juga mencari- cari literatur yang kira- kira bisa menjawab pertanyaan saya seputar Poligami ini dari berbagai sudut pandang. [Tentu saja, jawaban paling melegakan ada dari sudut pandang agama] Dan inilah jawaban yang cukup melegakan hati dan meredakan emosi yang biasanya selalu meledak- ledak bagaikan tersambar petir bagaikan lidah yang terbakar lantas diberi air panas dan kemudian dibubuhi 17 cabe rawit setiap kali topik ini muncul. Sumber diambil dari Majalah Noor edisi 01/th.V/Januari 2007.

"Wacana umum yang terjadi saat ini adalah, Poligami adalah cara yang lebih baik dilakukan, daripada berbuat zina. Wacana ini makin membuat para perempuan seperti tidak punya pilihan karena ditambah dengan alasan mengikuti Sunnah Rasul yang sebetulnya juga difahami secara sepotong. Sebab, Monogami adalah juga sunnah Rasul karena beliau melakukannya selama lebih dari 25 tahun, sedangkan Poligami beliau lakukan tidak sampai 10 tahun, yaitu ketika beliau di Madinah. Agama, bukanlah sekedar boleh dan tidak boleh, tapi juga baik dan tidak baik. Kebaikan Poligami tentu tidak boleh hanya dipandang dari sudut pandang subyektif pelakunya, tetapi juga kondisi obyektif seluruh stake holder yang menjadi objeknya, dalam hal ini : istri, anak, keluarga besar dan masyarakat. Kebahagiaan istri dan anak- anak tidak boleh dikorbankan dengan imbalan janji surga yang sesungguhnya bisa juga dicapai dengan cara- cara yang membahagiakan semua pihak. Sebab tujuan perkawinan yang tidak lain membentuk keluarga sakinah mawadahh wa rahmah [Q.S Ar Rum : 21] adalah tujuan yang idealnya tercapai sejak kehidupan di dunia sampai di akhirat, dan bukan hanya di akhirat saja. Sehingga demikian juga nilai- nilai yang dipandang baik oleh masyarakat atau etika publik, bukanlah hal yang bisa diabaikan begitu saja. Sebab, dalam Al-Qur'an sendiri, kata "Al Ma'ruf" yang berarti "kebaikan yang menjadi common sense" selalu digunakan dalam ayat- ayat yang bicara tentang keluarga, seperti surat An-Nisa ayat 19, Al-Baqarah ayat 231-236, 241 dan At-Thalaq ayat 2 dan 6. Artinya, Al-Quran sendiri mengajarkan untuk mempertimbangkan etika publik (Al-Ma'ruf) dalam soal penyelesaian masalah keluarga dari nikah, cerai, rujuk, menjalankan kewajiban maupun pergaulan keseluruhan.Sesungguhnya anjuran Al-Qur'an sendiri adalah agar baik di mata Allah sekaligus baik di mata manusia. Ada esensi beragama yang terlepas tatkala kita hanya melihat poligami dari sudut pandang kehalalannya saja dengan melepaskan dimensi akhlaknya, baik akhlak pribadi maupun akhlak sosial. Akhlak pribadi yang juga dijadikan pertimbangan adalah perintah agama untuk menahan nafsu syahwat yang memang sifatnya tidak pernah merasa puas, perintah agama untuk bersifat qanaah (menerima karunia Allah apa adanya) dan perintah agama untuk tidak berbuat dzalim dengan menyakiti hati orang - orang terdekat. Sementara akhlak sosial yang perlu dijadikan pertimbangan adalah apakah hal itu pantas dilakukan, bagaimana dengan akibat yang ditimbulkan dan sebagainya".

Mudah- mudahan penjelasan ini cukup membuat para perempuan- perempuan tidak khawatir , gelisah , resah apalagi bersedih hati. Begitu juga dengan para pria, yang hendaknya lebih banyak mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum mengambil keputusan yang cukup berat. Karena sebenarnya, dari suatu hadits yang saya lupa darimana sumbernya [akan aku cari!], lelaki yang paling baik di mata Allah SWT adalah laki- laki yang selalu menjaga hati istrinya. Belum lagi, pernikahan itu sendiri adalah merupakan perjanjian yang amat sangat sakral dan berat [kalo gak salah, namanya Mitsaqon Gholidzon, kalo salah mohon dikoreksi] , karena dibuat di hadapan Allah SWT dan pada saat ijab kabul itu terjadi, beribu- ribu malaikat akan turun dan menyaksikan perjanjian tersebut.
Sebagai orang yang dewasa dan berpendidikan, tentunya dalam melakukan sesuatu hendaknya menimbang- nimbang segala sesuatunya, apa dampaknya ke depan secara horisontal [terhadap orang- orang terdekat, juga masyarakat secara umum, simply because kita adalah makhluk sosial] dan juga vertikal [tanggung jawab kepada-Nya langsung] karena, di hari akhir nanti , kita akan dipertemukan dengan-Nya dan mempertanggungjawabkan apa- apa yang kita sudah lakukan di dunia ini. Wallahu alam Bi shawab....

**thanks to Gugi...uhuhuhu
catatan :
Dalam antropologi sosial, poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan) sekaligus pada suatu saat (berlawanan dengan monogami, di mana seseorang memiliki hanya satu suami atau istri pada suatu saat).
Terdapat tiga bentuk poligami, yaitu
poligini (seorang pria memiliki beberapa istri sekaligus), poliandri (seorang wanita memiliki beberapa suami sekaligus), dan pernikahan kelompok (bahasa Inggris: group marriage, yaitu kombinasi poligini dan poliandri). Ketiga bentuk poligami tersebut ditemukan dalam sejarah, namum poligini merupakan bentuk yang paling umum terjadi.

Monday, February 05, 2007

Live happily ever afer?

Menikah..
bukan berarti kita akan lepas dari kesendirian..
bukan berarti kita akan 'bersatu' seutuhnya dengan pasangan kita..
dan menjadi manusia yang baru..
kalo ada yang berpikiran seperti itu!
in my opinion, that's totally wrong!
apalagi untuk kita, para perempuan..

Kebanyakan perempuan masih memandang pernikahan itu sebagai suatu pengabdian seumur hidup kepada pasangannya.. dan yang nantinya (seperti yang banyak terjadi) akan mengorbankan diri wanita itu sendiri, dan tanpa sadar sebenarnya dia sedang melakukan 'pembunuhan karakter terhadap dirinya sendiri'...
Kebanyakan kasus yang terjadi adalah, seorang pria jatuh cinta kepada seorang wanita karena karakter yang dimilikinya, misalnya ;
wanita yang satu ini selalu mandiri..kemana- mana bisa sendiri, nggak usah tergantung siapapun termasuk pasangannya...
ia juga selalu bersemangat akan hal- hal kecil yang ada dalam hidup..menikmati sensasi makan dengan menggunakan jari jemari, suka sama kuah bakso dan juga teh manis panas bisa membuatnya jadi amat sangat bahagia..
wanita ini selalu bercita- cita untuk keliling dunia.. bercita- cita mensejahterakan wong cilik dan membahagiakan teman- teman dan kerabat nya..
setiap kali berdiskusi soal berbagai issue.. ia selalu bisa menimpali dari berbagai sudut pandang..
katakanlah.. mereka kemudian menikah dan hidup bahagia...
selamanya??
eitss... tunggu dulu...
Sepuluh taun kemudian.. sang suami tiba tiba memandang sang istri yang dulu membuatnya falling in love head over heals with dan tiba tiba sang suami kecewa..
karena mendapatkan sosok yang berbeda (mungkin 180 derajat) dari yang ia kenal dulu..
Sang wanita berubah menjadi sosok yang amat sangat tergantung kepada suaminya..bahkan untuk memutuskan perkara beli gula yang abis aja, yang semestinya bisa diputuskan sendiri aja , musti tunggu sang suami pulang dari luar kota dulu... 2 minggu lagi..halah..
Ia berubah menjadi sosok yang bikin ilfil..dalam arti wajah selalu berminyak, rambut tak bermodel, dan polos tanpa make up.. pakaian kebangsaannya adalah berdaster ria (saya baru menemukan ternyata ada beberapa pria yang sangat membenci barang yang menurut kebanyakan perempuan 'epos' , yang satu ini) setiap saat... ketika mendekati jari jemarinya tiba- tiba aroma bawang bombay campur bawang putih (bekas masak kemaren..maklum lah bau bawang ilangnya kan baru bisa minimal setaun!) muncul semerbak..
kalo ditanya issue terbaru , jawabannya pasti nyambungnya ke masalah artis.. maklumlah kerjaannya kan di rumah aja nonton infotainment.. dan bisik- bisik tetangga ngomongin rumah tangga orang lain....

Aaaaaaaaaaargh!!!!!

ehm...
ehmm...

Hal inilah, yang harus dihindari oleh para wanita.. karena hal ini yang membuat kredibilitas sang wanita ini turun di mata pasangannya..
Dosen wanita saya dulu pernah bilang kalo harga diri wanita di depan suaminya itu terletak di kosmetik dan perhiasan yang ia miliki! Artinya dia harus bisa membeli barang barang perintilan itu pake duitnya sendiri.. [silakan dipikirkan!]
Setelah melihat acara Oprah beberapa waktu lalu mengenai masalah pernikahan yang konon berdasarkan cerita istri yang berpengalaman, adalah pembunuhan karakter seorang individu yang kemudian disesalinya..dan nasihat ayah saya yang mengatakan :
"pokoknya anak perempuan Ayah gak boleh jadi wanita yang lemah di depan suaminya!"
dan juga pengalaman seorang artis berinisial T.U yang dipoligami pasangannya tapi bisa stand up for herself, saya jadi bisa mengambil kesimpulan..kalo sebenarnya jadi wanita di jaman sekarang itu harus cerdas!
Bukannya harus menghindari pernikahan dan memperbanyak zina dan lumuran dosa di dunia ini ..plis deh..
tapi setelah menikah , seorang wanita dituntut untuk makin cerdas dan berstrategi!
memang kecenderungannya wanita adalah 'terlena'.. [makanya sampai diciptakan lagu 'terlena' yang dibawakan secara cantik oleh Ikke Nurjanah itu..]
tapi kita harus melawan keterlenaan itu.. karena keterlenaan itulah yang akan membuat kita mati! (kan pembunuhan karakter tea)
jangan pernah sekali- kali hanyut dengan perasaan terlena itu! kalo bahasa kerennya mah Don't get carried away lah..
Tetap harus jadi diri sendiri.. dengan semua keunikan yang ada dengan semua kelebihan yang selalu dibanggakan waktu kita masih lajang..
Caranya?
tetaplah berkembang.. tetap punya karir sendiri (walaupun harus tetap inget kodrat)
punya usaha sendiri.. punya duit sendiri! (buat beli krim pagi, tirai matahari, krim mata dan leher, krim malam 1 dan 2 juga tonernya trus body lotion, body scrub, dan body body lainnya..et cetera et cetera) dan harus punya 'me time' yang harus selalu dipatuhi!
entahlah frekuensinya mungkin seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali..
yang penting si 'me time' ini harus ada supaya membuat para wanita 'sane' dengan siapa dirinya sebenarnya.. apa yang dia suka.. apa yang dia nggak suka.. apa yang mau dia capai untuk dirinya sendiri, anak- anaknya, keluarganya dan orang- orang lain di sekitarnya..

Dengan begitu..mudah-mudahan..
bargaining position antara suami dan istri akan seimbang..
sehingga tidak ada pihak yang lemah, atau bahkan dirugikan..
ketika sesuatu terjadi di luar kuasa..
perempuan langsung bisa 'take over' dan punya posisi tawar yang tinggi lah pokonya!

ya benar!
Hidup wanita Indonesia!
Cerdaslah semuanya dalam pernikahannya!
and live happily ever after...
amienn yaa robbal aalamiin...